Rabu, 17 Oktober 2012

Organik



PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kelarutan senyawa dala suatu pelarut dinyatakan sebagai jumlah gram zat terlarut dalam 100mL pelarut pada 25oC. Senyawa akan larut dala suatu pelarut jika kekuatan atraktif antara kedua molekul (zat terlarut dan zat pelarut) adalah sesuai atau disukai. Yang polar larut dalam pelarut polar, dan sebaliknya. Jadi sifat kepolaran senyawa, zat terlarut maupun pelarut, merupakan dasar paling penting
dalam proses pelarutan. Kepolaran ditentukan oleh perbedaan keelektronegatifannya kecil atau sama, misalnya C-C, C-H; sedangkan senyawa polar terdapat perbedaan keelektronegatifan besar seperti pada C-O, C-N, C-X. Demikian pula diantara molekul yang mengandung O-H atau N-H akan terjadi ikatan hydrogen (antarmolekul) sangat menentukan kelarutan.
Ekstraksi adalah metoda pemisahan yang melibatkan proses pemindahan satu atau lebih senyawa dari satu fasa ke fasa lain dan didasarkan kepada prinsip kelarutan. Jika kedua fasa tersebut adalah zat cair yang tidak saling bercampur, disebut ekstraksi cair-cair.
Keberhasilan pemisahan sangat tergantung pada perbedaan kelarutan senyawa tersebut dalam kedua pelarut. Secara umum prinsip pemisahannya adalah senyawa tersebut kurang larut dalam pelarut pelarut yang satu dan sangat larut dalam pelarut lainnya.
Corong pisah adalah alat untuk melakukan ekstraksi cair-cair, yaitu proses pengocokan sistem dua pelarut, supaya proses partisi bisa berjalan lebih cepat. Setelah dibiarkan beberapa lama sampai kedua pelarut terpisah dengan baik, baru dilakukan pemisahan salah satu pelarut. Identifikasi pelarut bagian atas dan bawah, ditentukan atas dasar perbedaan kerapatan. Kerapatan yang besar ada dibagian bawah.
Kafein (C8H10N4O2) merupakan senyawa alkaloid xantina berbentuk kristal dan berasa pahit yang bekerja sebagai obat perangsang psikoaktif dan diuretik ringan. Kafein termasuk alkaloid golongann purin. Kafein adalah sebuah senyawa organik heterosiklik aromatik, yang terdiri dari cincin pirimidina dan cincin imidazola yang bergandeng sebelahan.

DASAR TEORI
A.    Ekstraksi
Ekstraksi adalah metoda pemisahan yang melibatkan proses pemindahan satu atau lebih senyawa dari satu fasa ke fasa lain dan didasarkan kepada prinsip kelarutan. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya. Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu bahan dari campurannya, ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Ekstraksi menggunakan pelarut didasarkan pada kelarutan komponen terhadap komponen lain dalam campuran. .Faktor-faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi adalah tipe sampel, jumlah melakukan ekstraksi, tipe pelarut.
Keberhasilan pemisahan sangat tergantung pada perbedaan kelarutan senyawa tersebut dalam kedua pelarut. Secara umum prinsip pemisahannya adalah senyawa tersebut kurang larut dalam pelarut yang satu dan sangat larut di pelarut lainnya. Air banyak dipakai dalam sistem ekstraksi cair-cair senyawa organik, karena banyak senyawa organik yang bersifat ion atau sangat polar yang cukup larut dalam air. Pelarut lainnya adalah pelarut organik yang tidak bercampur dengan air (yaitu bukan dari golongan alkohol dan keton). Dalam sistem ekstraksi ini akan dihasilkan dua fasa yaitu fasa air (aqueous) dan fasa organik.
Beberapa pelarut yang biasa digunakan dalam ekstraksi
Macam-macam ekstraksi
1.      Ekstraksi cair-cair
Ekstraksi yang lebih dikenal dengan ekstraksi solven. Ekstraksi ini merupakan proses yang umum digunakan dalam skala laboratorium maupun skala industri. Ekstraksi cai-cair sangat berguna untuk memisahkan analit yang dituju dengan cara melakukan partisi sampel antara dua pelarutyang tidak saling campur. Salah satu fasanya seringkali berupa air dan fasa yang lain berupa senyawa organik.
2.      Ekstraksi asam-basa
Ekstraksi ini didasarkan pada sifat asam dan basa senyawa organik, disamping kelarutannya. Senyawa asam atau basa organik direaksikan dengan basa atau asam sehingga membentuk garamnya. Garam ini tidak larut dalam pelarut organik (non polar) tetapi larut baik dalam air. Ekstraksi basa, dikembangkan untuk isolasi kopalen asam organik dari campurannya, juga kovalen basa organik (alkaloid) yang diekstraksi dengan asam mineral dengan cara titrasi.
3.      Ekstraksi padat cair
Proses pemisahan kimia yang bertujuan untuk memisahkan suatu senyawa kimia dari matriks padatan ke dalam cairan.
B.       Kafein
Kafein (C8H10N4O2), ialah senyawa alkaloid xantina berbentuk kristal dan berasa pahit yang bekerja sebagai obat perangsang psikoaktif dan diuretik ringan. Kafein termasuk alkaloid golongann purin. Kafein adalah sebuah senyawa organik heterosiklik aromatik, yang terdiri dari cincin pirimidina dan cincin imidazola yang bergandeng sebelahan. kafein merupakan salah satu dari dua grup basa nitrogen. Kafein merupakan golongan yang membentuk nitrogen basa-nitrogen basa, termasuk kedua golongan basa nukleat. Dua dari keempat deoxyribonucleotide dan dua dari keempat ribonucleotide, yang merupakan bahan bangunan pokok dari DNA dan RNA, adalah purina. Berikut adalah struktur kafein.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6yBm8s445J7fHpb7yVXBypVIC61JdY8Pz2QcMU7UuFVj2viNzReFhEwdFuoZItDKB1Ad_qU-h3avv0TxQRoYhBUceVE8gITNOFM4_XCG-r4pp7zvO44S60nhxQ3yD8EBDKZpLfApZMHw/s1600/KOPI2.JPG
Teh seduh memiliki berbagai tingkat kandungan kafein tergantung pada jenis tehnya.Teh putih (white tea) memiliki kandungan kafein paling sedikit, sedangkan teh hijau dan teh hitam biasanya memiliki kandungan kafein yang lebih tinggi. Dalam setiap jenis teh, kadar kafein bervariasi tergantung pada campuran, ukuran daun, dan waktu penyeduhan.Teh celup biasanya memiliki kadar kafein yang lebih sedikit daripada teh tanpa kantung karena ukuran dan kualitas daunnya. Sedangkan teh herbal secara alami bebas dai kandungan kafein.
Secangkir teh abapila diseduh menggunakan air dingin akan menghasilkan kafein yang kecil dibandingkan dengan menyeduh teh dengan air panas.  Sebagian besar kafein diekstrak dari daun pada menit-menit pertama penyeduhan. Seduhan kedua akan mengandung kafein yang lebih sedikit daripada seduhan pertama.
C.    Corong Pisah
Corong pisah adalah alat untuk melakukan ekstraksi cair-cair, yaitu proses pengocokan sistem dua pelarut, agar supaya proses partisi bisa berjalan lebih cepat. Setelah dibiarkan beberapa lama sampai kedua pelarut terpisah dengan baik, baru dilakukan pemisahan salah satu pelarut. Identifikasi pelarut bagian atas dan bawah, ditentukan atas dasar perbedaan kerapatannya (g/mL). Kerapatan yang besar ada dibagian bawah. Proses penyaringan, merupakan bagian penting dalam pemisahan zat padat dari larutan atau zat cair.


BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
A.    Alat-Alat yang Digunakan
No
Alat
Jumlah
1
Corong Pisah
1
2
Erlenmeyer
2
3
Spatula
2
4
Pengaduk
1
5
Gelas kimia 500mL
1
6
Gelas kimia 100mL
1
7
Corong
1
8
Kertas saring
3
9
Klem, statif, ring
1
10
Gelas ukur 50mL
1


B.  Bahan-Bahan yang Digunakan
No
Bahan
Jumlah
1
Teh
10 kantong
2
Natrium Karbonat
20 gram
3
Klorofom
60mL
4
Aquades
500mL

C.  Prosedur Percobaan
Masukan 10 kantong teh celup kedalam Erlenmeyer dan 20 g natrium karbonat ke dalam Erlenmeyer 250 mL, tambahkan 225 mL air mendidih. Biarkan campuran selama 7 menit, kemudian dekantasi campuran dalam Erlenmeyer lain. Ke dalam sisa teh yang berada dalam Erlenmeyer tambahkan 50 mL air panas lalu segera dekantasi ekstrak teh dan gabungkan dengan ekstrak teh sebelumnya. Didihkan air bersama sisa teh selama kira-kira 10menit, lalu dekantasi ekstraknya. Dinginkan ekstrak teh hingga suhu kamar, gabungkan dengan ekstrak yang sebelumnya. Lalu ekstraksi di dalam corong pisah dengan penambahan 30 mL Klorofoam. Kocok corong pisah secara perlahan selama kira-kira 5 menit, sesekali kran corong pisah dibuka. Ulangi ekstraksi dengan menambahkan 30 mL klorofoam ke dalam corong pisah. Lalu tambahkan kalsium kloridaanhidrat ke dalam gabungan ekstrak sambil diaduk/digoyang selama 10 menit. Secara hati-hati, dekantasi ekstrak.  Lakukan distilasi menggunakan penangas air untuk menguapkan klorofoam. Timbang produk yang terbentuk akan diperoleh kristal (kerak) putih kehijauan yang diduga adalah kafein.

BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
A.    Analisa Data
Kafein yang berada dalam 10 bungkus teh
Dik: Massa Erlenmeyer + kafein     = 193.06gram
         Massa Erlenmeyer                   = 191.58gram
Dit: Massa Kafein
Jawab           : (Massa Erlenmeyer+kafein) – (Massa Erlenmeyer)
                     = 193.06gram - 191.58gram
                     = 1.46gram kafein

B.     Pembahasan
Sesudah dekantasi yang kedua, sisa daun teh yang berada dalam Erlenmeyer ditambahkan air lagi dan dipanaskan diatas pemanas selama 20menit, hal ini bertujuan untuk mengekstrak sisa kafein yang mungkin masih ada dalam teh.
Ekstrak teh dimasukan kedalam corong pisah lalu ditambahkan klorofoam. Klorofoam disini berfungsi untuk memisahkan kadar air yang berada dalam ekstrak, karena ekstrak teh larut dalam klorofoam sedangkan air tidak.
Pada saat pengocokan corong pisah harus di kocok dengan kuat agar ekstrak teh bisa larut dalam klorofoam, dan kran corong pisah harus sesekali dibuka karena dalam proses pengocokan dihasilkan gas H2. Apabila kran tidak dibuka maka tutup corong akan lepas terpental karena dorongan dari gas H2. Setelah dikocok corong pisah didiamkan sampai terdapat dua bagian, bagian bawah ekstrak teh dengan klorofoam sedangkan bagian atasnya merupakan air, karena massa jenis air lebih ringan daripada ekstrak teh dengan klorofoam sehingga ekstrak teh dengan klorofoam akan berada di bawah.
Ekstrak yang terdapat kafeinnya didistilasi dengan menggunakan penangas air, agar klorofoamnya dapat teruapkan dan hanya kefein saja yang terdapat dalam Erlenmeyer. Kafein yang dihasilkan ditimbang dengan Erlenmeyernya karena kafein yang dihasilkan hanya sedikit. Selisih antara Erlenmeyer yang ada kafeinnya dengan Erlenmeyer kosong, maka itulah massa kafein.
BAB V
KESIMPULAN
Ekstraksi adalah metoda pemisahan yang melibatkan proses pemindahan satu atau lebih senyawa dari satu fasa ke fasa lain dan didasarkan kepada prinsip kelarutan.
Kafein (C8H10N4O2), ialah senyawa alkaloid xantina berbentuk kristal dan berasa pahit. Kafein terdapat pada teh dan kopi.
Dalam pemisahan kafein ini menggunakan metode ekstraksi cair-cair dengan menggunakan pelarut klorofoam.
Pada proses pemisahan kafein dari teh dengan metode ekstraksi dihasilkan 1.46gram dari 10 bungkus teh celup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana pendapat anda mengenai Blog ini???